PENDEKATAN PSIKOLOGI OLAHRAGA
BAB I
PENDAHULUAN
I.I.
Latar belakang
Psikologi
adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan
lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana sampai yang kompleks. Perilaku
manusia ada yang disadari, namun ada pula yang tidak disadari, dan perilaku
yang ditampilkan seseorang dapat bersumber dari luar ataupun dari dalam dirinya
sendiri.
Ilmu
psikologi diterapkan pula ke dalam bidang olahraga yang lalu dikenal sebagai
psikologi olahraga. Penerapan psikologi ke dalam bidang olahraga ini adalah
untuk membantu agar bakat olahraga yang ada dalam diri seseorang dapat
dikembangkan sebaik-baiknya tanpa adanya hambatan dan factor-faktor yang ada
dalam kepribadiannya. Dengan kata lain, tujuan umum dari psikologi olahraga
adalah untuk membantu seseorang agar dapat menampilkan prestasi optimal, yang
lebih baik dari sebelumnya.
Meningkatnya
stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi secara negatif, baik
dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya menurun. Mereka
dapat menjadi tegang. denyut nadi meningkat, berkeringat dingin, cemas akan
hasil pertandingannya, dan mereka merasakan sulit berkonsentrasi. Keadaan ini
seringkali menyebabkan para atlet tidak dapat menampilkan permainan terbaiknya.
Para pelatih pun menaruh minat terhadap bidang psikologi olahraga, khususnya
dalam pengendalian stres.
Psikologi
olahraga juga diperlukan agar atlet berpikir mengenai. mengapa mereka
berolahraga dan apa yang ingin mereka capai? Sekali tujuannya diketahui,
latihan-latihan ketrampilan psikologis dapat menolong tercapainya tujuan
tersebut. Mental yang tegar, sama halnya dengan teknik dan fisik, akan didapat
melalui latihan yang terencana, teratur, dan sistematis. Dalam membina aspek
psikis atau mental atlet, pertama-tama perlu disadari bahwa setiap atlet harus
dipandang secara individual, yang satu berbeda dengan yang lainnya. Untuk
membantu mengenal profil setiap atlet, dapat dilakukan pemeriksaan psikologis,
yang biasa dikenal dengan “psikotes”, dengan bantuan psikometri.
Profil
psikologis atlet biasanya berupa gambaran kepnbadian secara umum, potensi
intelektual. dan fungsi daya pikimya yang dihubungkan dengan olahraga. Profil
atlet pada umumnya tidak berubah banyak dari waktu ke waktu. Oleh karenanya,
orang sering beranggapan bahwa calon atlet berbakat dapat ditelusun semata-mata
dari profil psikologisnya. Anggapan semacam ini keliru, karena gambaran
psikologis seseorang tidak menjamin keberhasilan atau kegagalannya dalam
prestasi olahraga, karena banyak sekali faktor lain yang mempengaruhinya.
Beberapa aspek psikologis dapat diperbaiki melalui latihan ketrampilan
psikologis (diuraikan kemudian) yang terencana dan sistematis, yang
pelaksanaannya sangat tergantung dari komitmen si atlet terhadap program
tersebut.
1.2
Rumuasan Masalah
Permasalahan
yang akan dibahas dalam makalah yang berjudul Pendekatan psikologi olahraga
adalah :
a. Bagaimana pengertian
psikologi ?
b. Bagaimana pengertian
olahraga ?
c. Bagaimana model
pendekatan psikologi olahraga ?
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan yang akan dicapai dalam penulisan
makalah yang berjudul pendekatan
psikologi olahraga adalah :
a. Untuk
mengetahui pengertian psikologi
b.
Untuk mengetahui pengertian olahraga.
c. Untuk
mengetahui model pendekatan psikologi olahraga
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang akan
dicapai dalam penulisan makalah yang berjudul pendekatan psikologi olahraga
adalah:
1. Menjelaskan
pengertian psikologi
2. Menjelaskan
pengertian olahraga
3.
Mengetahui model pendekatan psikologi olahraga
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Psikologi
Secara
etimologis “Psikologi” berasal dari bahasa Yunani: Psyche dan logos. Psyche
artinya jiwa dan logos berarti ilmu. Dalam bahasa arab psikologi disebut dengan
“Ilmu an Nafsi”. Yang belakangan kemudian dikembangkan menjadi satu ilmu
bernama “Nafsiologi”. Dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan “Ilmu Jiwa”.
Secara terminologi (menurut istilah pengetahuannya) Psikologi adalah “Ilmu yang mempelajari tentang segala hal yang berhubungan dengan jiwa, hakekatnya, asal usulnya, proses bekerjanya dan akibat-akibat yang ditimbulkannya.
Psikologi dapat diartikan pula dengan “Ilmu yang mempelajari tentang segala hal yang berhubungan dengan jiwa, hakekatnya, asal usulnya, proses bekerjanya dan akibat-akibat yang ditimbulkannya.
Psikologi dapat diartikan pula dengan “Ilmu yang mempelajari prilaku manusia atau tingkah laku manusia”. Setelah Psikologi berkembang luas dan dituntut mempunyai ciri-ciri sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan, maka “Jiwa” dipandang terlalu abstrak. Ilmu pengetahuan menghendaki objeknya bisa diamati, dan dicatat dan diukur. Dan ternyata perilaku dianggap lebih mudah diamati, dicatat dan diukur. Meskipun demikian, arti perilaku ini diperluas tidak hanya mencakup perilaku “kasat mata” seperti : makan, membunuh, menangis dan lain-lain, tetapi juga mencakup perilaku “tidak kasat mata” seperti : fantasi, motivasi, contoh (mengapa membunuh?), atau proses yang terjadi pada waktu seseorang tidak bergerak (tidur) dan lain-lain.
“Prilaku” mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Perilaku itu sendiri kasat mata, tetapi penyebabnya mungkin tidak dapat diamati langsung.
2. Prilaku mengenal berbagai tingkatan. Ada prilaku sederhana dan Stereotip seperti prilaku binatang satu sel, ada juga prilaku yang kompleks seperti dalam prilaku sosial manusia. Ada prilaku yang sederhana seperti refleks, tetapi ada juga yang melibatkan proses-proses mental-fisiologis yang lebih tinggi.
3. Prilaku bervariasi menurut jenis-jenis tertentu yang bisa diklasifikasikan. Salah satu klasifikasi yang umum dikenal adalah: Kognitif, afektif dan psikomotorik, masing-masing merujuk pada yang sifatnya rasional, emosional, dan gerakan-gerakan fisik dalam berprilaku.
4. Prilaku bisa disadari dan tidak disadari. Walau sebagian besar perilaku sehari-hari kita sadari, tetapi kadang-kadang kita ternyata pada diri sendiri mengapa kita berprilaku seperti itu.
Secara terminologi (menurut istilah pengetahuannya) Psikologi adalah “Ilmu yang mempelajari tentang segala hal yang berhubungan dengan jiwa, hakekatnya, asal usulnya, proses bekerjanya dan akibat-akibat yang ditimbulkannya.
Psikologi dapat diartikan pula dengan “Ilmu yang mempelajari tentang segala hal yang berhubungan dengan jiwa, hakekatnya, asal usulnya, proses bekerjanya dan akibat-akibat yang ditimbulkannya.
Psikologi dapat diartikan pula dengan “Ilmu yang mempelajari prilaku manusia atau tingkah laku manusia”. Setelah Psikologi berkembang luas dan dituntut mempunyai ciri-ciri sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan, maka “Jiwa” dipandang terlalu abstrak. Ilmu pengetahuan menghendaki objeknya bisa diamati, dan dicatat dan diukur. Dan ternyata perilaku dianggap lebih mudah diamati, dicatat dan diukur. Meskipun demikian, arti perilaku ini diperluas tidak hanya mencakup perilaku “kasat mata” seperti : makan, membunuh, menangis dan lain-lain, tetapi juga mencakup perilaku “tidak kasat mata” seperti : fantasi, motivasi, contoh (mengapa membunuh?), atau proses yang terjadi pada waktu seseorang tidak bergerak (tidur) dan lain-lain.
“Prilaku” mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Perilaku itu sendiri kasat mata, tetapi penyebabnya mungkin tidak dapat diamati langsung.
2. Prilaku mengenal berbagai tingkatan. Ada prilaku sederhana dan Stereotip seperti prilaku binatang satu sel, ada juga prilaku yang kompleks seperti dalam prilaku sosial manusia. Ada prilaku yang sederhana seperti refleks, tetapi ada juga yang melibatkan proses-proses mental-fisiologis yang lebih tinggi.
3. Prilaku bervariasi menurut jenis-jenis tertentu yang bisa diklasifikasikan. Salah satu klasifikasi yang umum dikenal adalah: Kognitif, afektif dan psikomotorik, masing-masing merujuk pada yang sifatnya rasional, emosional, dan gerakan-gerakan fisik dalam berprilaku.
4. Prilaku bisa disadari dan tidak disadari. Walau sebagian besar perilaku sehari-hari kita sadari, tetapi kadang-kadang kita ternyata pada diri sendiri mengapa kita berprilaku seperti itu.
2. Pengertian Olahraga
Secara
umum pengertian olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas fisik maupun
psikis seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan
seseorang setelah olahraga. “Olahraga” datang dari bhs Perancis Kuno desport
yang bermakna “kesenangan”, serta pengertian berbahasa Inggris tertua ditemukan
seputar th. 1300 yakni “segala hal yang mengasyikkan serta menghibur untuk
manusia”. Olahraga adalah satu diantara sumber utama dari hiburan karenanya ada
pendukung olahraga yang umumnya terbagi dalam beberapa besar orang dan bisa
disiarkan lebih luas lagi lewat tayangan olahraga.
Olahraga adalah kesibukan yang benar-benar utama untuk menjaga kesehatan seorang. Olahraga juga adalah satu diantara cara utama untuk mereduksi stress. Olahraga juga adalah satu tingkah laku aktif yang menggiatkan metabolisme serta memengaruhi manfaat kelenjar didalam badan untuk menghasilkan system kekebalan badan dalam usaha menjaga badan dari masalah penyakit dan stress. Oleh karenanya, benar-benar disarankan pada tiap-tiap orang untuk lakukan aktivitas olahraga dengan cara teratur serta tersetruktur dengan baik.
Olahraga adalah kesibukan yang benar-benar utama untuk menjaga kesehatan seorang. Olahraga juga adalah satu diantara cara utama untuk mereduksi stress. Olahraga juga adalah satu tingkah laku aktif yang menggiatkan metabolisme serta memengaruhi manfaat kelenjar didalam badan untuk menghasilkan system kekebalan badan dalam usaha menjaga badan dari masalah penyakit dan stress. Oleh karenanya, benar-benar disarankan pada tiap-tiap orang untuk lakukan aktivitas olahraga dengan cara teratur serta tersetruktur dengan baik.
Manfaat olahraga bagi tubuh manusia
dapat membantu melindungi dari penyakit seperti stroke, jantung, diabetes,
tekanan darah tinggi, obesitas, osteoporosis, nyeri punggung, dan dapat
meningkatkan suasana hati dan mengurangi stress selain dari manfaat yang telah
di sebutkan di atas, olahraga juga bisa membentuk otot- otot yang ada di dalam
tubuh manusia baik yang menginginkan bentuk tubuh yang berotot juga bisa
menjaga stamina tubuh agar selalu fit.
Agar manfaat yang dicapai lebih maksimal, para ahli merekomendasikan untuk melakukan 20 sampai 30 menit aktivitas aerobik tiga kali atau lebih dalam seminggu serta berbagai kegiatan olahraga lainnya untuk menguatkan otot dan peregangan setidaknya dua kali seminggu. Namun, jika tidak bisa melakukan kegiatan berolahraga setiap hari bisa menggantinya dengan melakukan kegiatan sehari-hari dengan mengumpulkan 30 menit atau lebih dengan melakukan kegiatan mengepel.
Agar manfaat yang dicapai lebih maksimal, para ahli merekomendasikan untuk melakukan 20 sampai 30 menit aktivitas aerobik tiga kali atau lebih dalam seminggu serta berbagai kegiatan olahraga lainnya untuk menguatkan otot dan peregangan setidaknya dua kali seminggu. Namun, jika tidak bisa melakukan kegiatan berolahraga setiap hari bisa menggantinya dengan melakukan kegiatan sehari-hari dengan mengumpulkan 30 menit atau lebih dengan melakukan kegiatan mengepel.
3.
Model Pendekatan Psikologi Olahraga
Untuk
memahami gejala-gejala psikologik yang terjadi dalam olahraga dapat dilakukan
beberapa pendekatan, mengingat situasi aktivitas olahraga bersifat unik yang
menggiring guru, pelatih dan pembina olahraga menunjukan perilaku-perilaku
khusus yang berbeda dengan perilaku individu yang tidak berolahraga. Dengan
begitu perlu dilakukan pendekatan-pendekatan antara lain pendekatan individual,
sosiologik-interaktif, multi dimensional dan pendekatan sistem.
1.
Pendekatan individual
Pendekatan
individual adalah pendekatan dalam penerapan psikologi olahraga yang didasarkan
pada pandangan dan fakta yang menunjukan bahwa setiap individu berbeda dari
yang lainnya (individual differences). Setiap individu memiliki bakat, motif,
sikap, emosi yang berbeda-beda. Demikian halnya dengan perilaku dalam olahraga,
spektrum diferensiasi setiap individu dan beragamnya perbedaan tuntutan setiap
cabang olahraga, misalnya dalam tuntutan kondisi fisik, keuletan, semangat
kompetisi, tingkat konsentrasi, ketenangan dll kerap kali menuntut perilaku
berolahraga seorang individu bersifat khusus. Untuk itu, guru, pelatih dan
pembina olahraga dituntut mengenal sebaik-baiknya sifat-sifat kejiwaan siswa,
atlet atau individu masyarakat yang melakukan aktivitas olahraga.
2.
Pendekatan Sosiologik-Interaktif
Pendekatan
sosiologik-interaktif adalah sebuah pendekatan dalam penerapan psikologi
olahraga yang didasarkan pada premis pokok tentang eksistensi manusia sebagai
makhluk sosial. Eksistensi yang menghubungkan pribadinya dengan orang lain dan
lingkungan sosial sekitarnya untuk berinteraksi satu sama lain, baik sesama
siswa/atlet, siswa/atlet dengan guru/pelatih, siswa/atlet dengan lingkungannya,
ataupun kelompok dengan kelompok lainnya berdasarkan faktor eksternal
disekitarnya yang menstimulasinya.
3.
Pendekatan Multidimensional
Pendekatan
multi dimensional merupakan pendekatan yang beranjak dari pandangan dan
kenyataan bahwa penampilan olahraga terkait dan mengait dimensi yang lebi luas
(ekstern) yaitu, dimensi sosial budaya, ekonomi, politik, dll. Sejumlah hasil
penelitian di bidang sosiologi olahraga menuatkan pandangan bahwa ada hubungan
timbal balik antara penampilan olahraga dengan dimensi sosial budaya, ekonomi,
politik, dll. Dapat disimpulkan bahwa pendekatan multi dimensional adalah
pendekatan dalam penerapan psikologi olahraga yang didasarkan pada pandangan
dan fakta bahwa aktivitas olahraga berhubungan dengan aspek sosial budaya,
ekonomi, politik, antropologi, dll.
4.
Pendekatan sistem
Pendekatan
sistem adalah suatu pendekatan yang beranjak dari pandangan mengenai pentingnya
potimalisasi dan maksimalisasi pemanfaatan semua komponen pembinaan olahraga,
seperti dana, fasilitas, sarana prasarana, program pembinaan, lingkungan atau
iklim pembinaan, organisasi pengelola, dll.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
a.
Pendekatan individu. Pendekatan yang dilakukan untuk membina anak didik/atlet,
dan untuk memilih atlet berbakat.
b.
Pendekatan sosiologi. Pendekatan yang dilakukan dalam kegiatan olahraga ketika
anak didik/atlet berinteraksi dengan anggota tim, pelatih, pembina, lawan
bertanding, dan penonton.
c.
Pendekatan interaktif. Pendekatan yang dilakukan saat memperhatikan proses dan
produk interaksi interpersonal, individu dengan kelompok, kelompok dengan
kelompok, dan individu dengan lingkungannya.
d.
Pendekatan multidimensional. Pendekatan yang dilakukan dalam usaha pembinaan
olahraga. Yakni pendekatan pada atlet, pelatih, sarana, fasilitas, program
latihan dan lingkungannya.
e.Pendekatan
system. Pendekatan yang memperhatikan dan memanfaatkan seluruh komponen/factor
pembinaan sebagai kesatuan untuk mencapai tujuan.
B. SARAN
Saya
sebagai penyusun makalah ini, sangat mengharap atas segala saran-saran dan
kritikan bagi para pembaca yang kami hormati guna untuk membangun pada
masa yang akan datang untuk menjadi yang lebih baik dalam membenarkan alur-alur
yang semestinya kurang memuaskan bagi tugas yang kami laksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Prof.
Dr. D.Gunarsa Singgih dkk. (1989). Psikologi olahraga. Cet I, Jakarta: PT. BPK
Gunung Mulia.
B. Dr.
H. Sukirno. (2014). Psikologi Olahraga
dan Kepelatihan. Cet. I, Palembang: Unsri Press.
C. Sardiman,
A.M. (2001). Interkasi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Cet. IX, Jakarta: Raja
grafindo Persada.
D. Vallerand,
R. J. (2004). Intrinsic and Extrinsic
Motivation in Sport. Encyclopedia
of Applied Psychology, Vol. 2
Komentar
Posting Komentar